MINUT,MS – Donny M. Saragih, (dr.h). selaku Kabalai Karantina Pertanian Kls. I Manado, mengutip presiden Jokowi, bahwa ; eksport menjadi sektor yang didorong agar mulai naik kelas hilirisasi produk. Ragam export pertanian Sulut baru 77 ragam komoditas pertanian termasuk tanaman hias.
Perdagangan tanaman hias domestik selang Juli 2020 s/d Juli 2021 mencapai Rp. 3 miliar oleh 22 eksportir di Sulut. Sementara untuk perdagangan antar negara telah tembus di 16 negara, dengan negara tujuan export terbesar adalah Negara Thailand, Vietnam, Amerika Serikat..
Untuk itu pihaknya sangat mendorong para petani tanaman hias di Sulut agar menjadi exportir tanaman hias karena peluang sangat besar dan terbuka luas dan sangat dimudahkan. Pelaku usaha tanaman hias diakuinya akan difasilitasi baik dari proses dokumen export hingga koneksikan dengan protokol pihak luar negeri.
Ditegaskannya, Export tanaman hias selama ini adalah non Krisan dari Kota Tomohon yang terus didorong agar segerah dilakukan export. Ada 15 jenis ragam tanaman hias yang diexport diantaranya Alokasia, Anterium, Anggrek dan Aglonema.
Saragi, memberi apresiasi kepada Asosiasi Tanaman Hias Minahasa Utara yang menjadi organisasi pertama di Sulawesi Utara menghimpun para petani tanaman hias dan pelaku usaha sektor tanaman hias. Kedepan diharapkan menjadi wadah mengangkat potensi besar tanaman hias sebagai sektor usaha, jelas saragi pada sosialisasi tanaman hias bersama pelaku usaha dan petani tanaman hias di Minahasa Utara.
Kegiatan ini dibuka oleh dr. Jean Simon selaku Asisten I, mewakili Bupati Minahasa Utara didampingi Ir. Wangke Karundeng, MAP, Kadis Pertanian Minut. Hadir juga pelaku exportir tanaman hias dan salah satu Juri Nasional tanaman hias untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. (jansen)