Ketua PWOIN Minta Pimpinan PLN Kalau Bisa Copot Jabatannya, Terkait Pelayanan PT PLN Kota Bitung Terhadap Masyarakat

Bitung,MS  – Sejumlah warga Kota Bitung mendatangi Kantor PLN untuk menyampaikan rasa kekecewaan mereka atas tindakan dari oknum petugas PLN yang dinilai terlalu berlebihan dan tidak sesuai data untuk mengambil tindakan.

Dari pantauan media ini, warga yang datang ke Kantor PLN untuk memastikan terkait tagihan yang melonjak maupun pemutusan meter yang dilakukan pihak PLN.

Ketua Perkumpulan Watawan Online Independen Nusantara (PWO IN) Kota Bitung Resa Lumanu, yang juga berada di Kantor PLN langsung merespon hal tersebut, pada saat sejumlah warga yang datang untuk menyampaikan kekecewaan mereka.

“Kalau dilihat dari keluhan masyarakat terkait permasalahan mereka dengan pihak PLN, ini disebabkan kurangnya fungsi pengawasan dari Pimpinan PLN Kota Bitung, sehingga diduga oknum-oknum yang bekerja dilapangan tidak bekerja sesuai aturan yang berlaku”, ujar Resa.

Lanjut Resa, ia berharap Pimpinan PLN yang ada di Pusat dapat mengevaluasi atau segera mencopot Pimpinan PLN yang ada di Kota Bitung, karena dinilai sudah menyusahkan masyarakat akibat dari oknum-oknum pegawai PLN yang tidak bertanggung jawab.

“Kalau pimpinan PT PLN Kota Bitung tidak dapat mengatasi hal ini alangkah baiknya dicopot dari jabatan. Karena banyak keganjalan yang terjadi di lapangan sehingga telah menyusahkan warga kota Bitung,” pungkasnya.

Baca juga:  Dua Periode di DPRD Sulut,Sosok Julius Jems Tuuk di Anggap Terbaik. Begini Kata Pengamat

Ketua PWOIN ini juga menanggapi terkait statement dari Manager PLN Kota Bitung yang mengatakan kalau nomor Kwh yang ada di meter pelanggan tidak sesuai dengan yang ada di sistem mereka akan segera di rubah.

“Sangat tidak wajar apa yang telah dikatakan oleh pihak manajer Pt Pln Bitung kalau perubahan bisa dilakukan kapan saja boleh, untuk itu saya bisa berasumsi berarti sistem tersebut dapat dirubah-rubah sesuai keinginan Pimpinan”, tegasnya.

Ketika awak media mewawancarai beberapa warga yang ada pada saat itu mengatakan, kedatangan mereka di PLN karena tindakan petugas PLN yang ada di lapangan sudah meresahkan warga karena lonjakan tagihan, maupun pemutusan oleh pihak PLN tanpa ada surat peringatan.

“Kami datang konfirmasi karena sudah melonjak terkait pembayaran kWh meter, jadi menurut saya ini sudah membodohi kami warga. Sebagai warga yang kurang mampu tetapi kalau tetap harus bayar kami tidak bisa bayar karena keuangan kami terbatas,” jelas Jandry Tumimomor.

Baca juga:  Hadiri Rapat Penyusunan Rekomendasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Berbasis HAM, Sekwan Silangen Katakan Begini..

Hal senada juga di sampaikan warga Keluarga Dareno Wagiu menurutnya, bahwa meter mereka sudah di putus oleh pihak PLN padahal mereka sudah mengupayakan untuk membayar lewat Alfamart tapi nama mereka tidak terdaftar.

“Saya sangat kecewa dengan tindakan dari oknum-oknum pihak PLN, karena saya sudah membayar biaya pemasangan baru sebesar 1 juta 700 ribu rupiah, untuk pemasangan dengan daya 900 Watt, tapi setelah menerima surat pemasangannya hanya 450 Watt, yang lebih parah lagi saya tidak terdaftar sebagai pelanggan PLN”, beber Warga dengan nada kesal.

Begitu juga telah dilontarkan oleh ibu Rinny Tuuk, yang tidak menerima perlakuan oleh pihak PLN , karena meter yang berada di rumah yang ditempatinya diputus dengan tunggakan yang belum melewati 2 bulan pembayaran.

“Saya tidak setuju dengan perlakuan pihak PLN, karena tunggakan saya baru satu bulan sepuluh hari, dan meter saya langsung diadakan pemutusan,” ujarnya dengan nada kesal. ( Allen )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *