
Manado ,MS – Langit mendung mendung menghiasi dunia Persepak bola Indonesia di mana salah satu Putra daerah terbaik Sulut yang bergelut dalam dunia Olahraga Sepak bola “Sulut United FC” Coach Leo Soputan Telah di panggil oleh yang kuasa.
Coach Leo berpulang kerumah Bapa, Senin (19/04/2021) pagi di Tangerang, Banten. Jenazahnya baru akan dibawa pulang ke Manado Selasa, (20/04/2021) dini hari.
Manajemen, pelatih dan pemain Sulut United FC memberi penghormatan bagi Asisten Pelatih, Leo Soputan sebelum latihan rutin di Stadion Klabat Manado, Senin (19/04/2021) sore.
“Kematian bukanlah akhir dari segalanya. Melainkan, awal dari sebuah kehidupan yang abadi. Tuhan itu Baik dan semoga menempatkan beliau di tempat terbaik.
Teman seangkatan di SMA N 8 Manado (sekarang SMA 9 Manado) merasa kehilangan atas kepergian beliau. Ini di karenakan beliau adalah sosok yg di kenal baik, ramah, disiplin, suka menolong, dan perhatian. Beliau juga pernah menjabat Ketua OSIS SMA N 8 Manado T.A 1992/1993. Semasa hidupnya, ” Leo ” yang akrab di panggil oleh teman sekolahnya, banyak andil dalam mengangkat prestasi Sekolahnya khususnya di bidang Olahraga Sepakbola.
Cuaca cerah Manado hari ini (Senin sore 19/04/2021) disambut gembira. Tapi sore sebelumnya, kota Manado dan sekitarnya dihantam Badai Surigae, angin kencang dan hujan deras.
Cerahnya cuaca sore itu. tak bisa menutup gurat sedih di wajah-wajah para pemain serta coach yang kembali ke Stadion Klabat sore ini.

Tidak ada canda tawa. Tidak ada sorakan dan senda gurau. Langkah mereka gontai. Klabat tidak seramai biasanya ketika Sulut United latihan.
Coach Nelson lebih banyak diam, mengamati para asisten dan tim kepelatihannya mempersiapkan peralatan latih di beberapa area lapangan.
Sore ini, latihan Sulut United berbeda. Mereka tak akan lagi menyaksikan kehadiran sosok Akira Leonardo Soputan, sang Asisten Pelatih.
Manajemen, pelatih dan pemain Sulut United FC memberi Penghormatan bagi Asisten Pelatih, Leo Soputan sebelum latihan rutin di Stadion Klabat Manado, Senin (19/04/2021) sore.
Coach Leo berpulang Senin (19/04/2021) pagi di Tangerang, Banten. Jenazahnya baru akan dibawa pulang ke Manado Selasa dini hari.
Latihan Sulut United sore ini tidak seperti biasanya. Latihan diawali briefing singkat oleh Ricky Nelson.
Ada pemandangan lain tersaji di sana. Pita hitam melingkar di tangan para pemain. Tanda duka, kehilangan pelatih mereka.
Setelah briefing, Manajer Tim Mohammad Ridho diberi kesempatan bicara. Ia tak sanggup lagi berkata banyak. Hanya sepatah dua kata yang terucap. Air mata tercurah. Matanya sembab.
Sebagai wujud perhormatan, manajemen, tim pelatih dan pemain yang membentuk lingkaran bertepuk tangan selama 30 menit.
Ricky bilang, kepergian Leo di saat tim tengah mempersiapkan diri menyambut Liga 2 tidak mudah.
Ia bangga karena pernah bekerja sama dengan Leo. Sang pelatih mengakui banyak belajar dari sosok Leo yang sangat antusias membidani Sulut United sejak tiga tahun lalu.
Ricky Nelson punya kesan mendalam dari sosok asistennya. Leo dikenal disiplin dan tak mau berkompromi demi kemajuan Sulut United FC.
“Ia tegas soal kedisiplinan. Kalau ada pemain-pemain yang sudah tak disiplin, ia paling pertama memberi tahu saya, mengingatkan,” katanya.
Leo Soputan mendedikasikan hidupnya bagi kemajuan sepakbola Sulut. Sampai akhir hayatnya, kata Nelson, Leo tetap menjalankan tanggungjawabnya.
Dua pekan lalu, Leo masih datang, mendampingi tim latihan meski sakit. Dia baru memilih istirahat dan menjalani perawatan ketika diminta Nelson dan rekan-rekan pelatih.
“Saat meninggal pun dia masih pakai jersey Sulut United,” kata Nelson. Kepada pemainnya, Nelson berpesan agar mengingat dan melaksanakan serta meneladani kedisiplinan, dedikasi dan etos kerja Leo Soputan.
“Sampai meninggal
dia masih memikirkan sepakbola. Jika Tuhan berkenan, jika kita berprestasi, itu kita persembahkan untuk Coach Leo,” katanya.
Sementara Ketua Koni Manado Hengky Kawalo dalam ciutan akun resmi berstory turut berduka cita sedalam dalamnya atas berpulang sahabat karib di dunia persepak bola Indonesia asal Sulut “SELAMAT JALAN ” LEO SOPUTAN ” TUHAN SUMBER PENGHIBURAN BAGI KELUARGA YANG DITINGGALKAN” ungkap Kawalo
Novel Tanos sahabat sewaktu bangku SMA Negeri 8 Manado sekarang SMAN 9 Binsus berucap bahwa Almarhum Leo Soputan Sosok Leo yang saya adalah sahabat yang selalu peduli dengan orang lain, baik hati, Rajin, Disiplin, murah senyum, suka menasehati, menghormati guru dan selalu tampil apa adanya. Makanya beliau Terpilihnya menjadi Ketua OSIS di Sekolah.
Novel mengenang waktu semasa sekolah kelas dari kelas 1 sampai Kelas 3 Biologi SMA Negeri 8 Mdo almarhum selalu antusias dalam kegiatan Olahraga termasuk Sepak Bola.
Dengan kehadiran nya di Tim Sepak bola SMA almarhum selalu banyak membawa harum nama sekolah terus berprestasi,dimana dari hasil itu mendapatkan piala dan penghargaan yang di berikan kepada sekolahnya atas andil dan peran dia sebagai pemain sepakbola. Teladan almarhum membawa kebanggaan bagi sahabat/teman di sekolah termasuk guru dan kepala sekolah Drs Altin Arouw.
(OPEL)